Selasa, 27 Desember 2011

Senat Mahasiswa STT BNKP Sundermann Julita Septanius Telaumbanua Ketua
Selamat Hari Natal 25-26 Desember 2011
&
Selamat Tahun Baru 01 Januari 2012
Mohon Maaf lahir dan Batin 

Pidato Ketu Senat Mahasiswa STT BNKP Sundermann

Yang Terhormat:
  1. Bapak Ketua STT BNKP Sundermann
  2. Bapak Puket I, II, dan III STT BNKP Sundermann
  3. Bapak/Ibu Ka. Prodi PAK dan Teologi STT BNKP Sundermann
  4. Bapak/Ibu dosen, Staff dan Pegawai STT BNKP Sundermann
  5. Saudara Ketua Senat Demisioner beserta saudara/i Pengurs SMPT STT BNKP Sundermann Demisioner
  6. Rekan-rekan anggota GMKI di wilayah Komisariat STT BNKP Sundermann
  7. Seluruh teman-teman mahasiswa STT BNKP Sundermann yang saya banggakan dan yang saya kasihi.
Puji Syukur Kita Panjatkan kehadirat Tuhan kita Yesus Kristus Sang Kepala Gereja yang telah bersama-sama dengan kita hingga pada saat ini, sehingga proses pelantikan pengurus SMPT STT BNKP Sundermann yang telah kita saksikan barusan saja dapat berjalan dengan baik.
Pada kesempatan ini, izinkanlah saya mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya atas seluruh partisipasi teman-teman mahasiswa STT BNKP Sundermann dalam mendukung kami serta memberikan kepercayaan yang setinggi-tingginya kepada kami untuk memimpin dan melayani dalam organisasi internal kampus kita ini.
Namun saudara/saudariku dukungan itu tidak hanya sekedar kami mempunyai jabatan atau kedudukan dalam struktural kepemimpinan senat di kampus kita ini. Namun, juga teman-teman turut serta dan ambil bagian dalam menyukseskan segala kegiatan kita ke depan. Karena dalam lingkungan kampus ada beberapa hal yang sangat penting untuk kita perhatikan guna menyukseskan segala program, secara khusus dalam ruang lingkup organisasi internal kita mahasiswa, antara lain:
  • Kesolidaritasan antara teman yang satu dengan teman yang lain, karena tanpa rasa solidaritaslah maka segala yang direncanakan tidak akan berhasil
  • Menciptakan kesejahteraan, rasa kekeluargaan serta kerjasama yang bersifat membangun antara yang satu dengan yang lainnya. Atau dengan istilah lainnya "Bergandengan Tangan dalam Satu Kasih".
  • Membangun hubungan emosional, relasional dengan labil, sehingga di antara kita ada ikatan emosional dan relasional yang baik tanpa menyudutkan satu dengan yang lain. Atau dengan istilah yang lain "berkompetisi yang Sehat".
dalam hal ini saudara/saudariku, saya juga mengharapkan kepada seluruh teman-teman/rekan-rekan civitas akademika STT BNKP Sundermann, agar segala keputusan dalam melaksanakan satu program/kegiatan  tidak hanya Ketua Senat dan Pendurus Senat yang senantiasa bertindak, tetapi juga rekan-rekanlah yang senantiasa memberikan motivasi, moril dan finansial demi keutuhan struktural SMPT STT BNKP Sundermann kita ini.
selain daripada itu, pada masa sekarang ini, sebagian besar yang namanya mahasiswa hanya memiliki sifat/sikap yang oportunitisme (artinya hanya mementingkan kepribadian sendiri). Nah, rekan-rekan perlu ketahui bahwa sikap/sifat yang demikian pasti akan memberikan dampak bagi kita. Di mana dampaknya ialah bahwa sikap tersebut akan menggerogoti akal pikiran sehat kita. Sekarang yang menjadi perenungan buat kita ialah:
  1. Apakah ada suatu permasalahan atau pergumulan yang dapat diselesaikan tanpa menghilangkan sikap/sifat yang oportunitis? Saudara/saudariku, kita peerlu belajar pada sebatang lidi. Di mana lidi yang hanya terdiri dari satu batang ia tidak bakalan pernah disebut sebagai alat pembersih atau dengan kata kasarnya sebagai alat penyapu lantai atau halaman rumah yang kotor. Dan malahan lidi yang hanya terdiri dari satu batang itu mudah rapuh dan patah akibat sampah yang tak begitu besar. Tetapi coba rekan-rekan bayangkan andaikata lidi itu terdiri dari beberapa batang dan menyatu dalam satu ikatan yang kuat, maka yakinlah sebesar apapun sampah yang ia hadapi ia tidak mudah rapuh dan patah, melahan lidi yang demikian sering digunakan sebagai lambangnya "sikompak"
  2. Sebagai Mahasiswa, apakah kita mampu menjujung tinggi nilai-nilai patriotisme dan idealisme yang manfaatnya dirasakan secara individualita.
Rekan/rekan yang yang budiman, selain daripada itu maka hal lain yang hendak saya bentangkan dipemikiran teman-teman ialah bahwa salah satu yang penting dari organisasi internal kita ini ialah pola dasar berorganisasi. rekan-rekan, pola dasar berorganisasi adalah sesuatu hal yang didasari pada kepentingan bersama. Dalam hal ini organisasi harus memiliki status yang jelas. Oleh karena itu, saya mengaharapkan dukungan dari teman-teman mahasiswa-tanpa kita harus mengingat realitas dari perjalanan tongkat kepemimpinan SMPT kita selama ini-bahwa dasar melakukan dan bertindak sebagai organisatoris yang utamanya harus memiliki AD/ART. Oleh sebab itu, pada kesempatan yang berbahagia inisaya mengajak teman-teman, rekan-rekan mahasiswa untuk meyakini bahwa ke depan organisasi kita ini tidak terpuruk lagi, artinya teruji sudah bahwa perjuangan sebagai mahasiswan baik di dalam maupun di luar kampus ini, tidak hanya teropsesi dengan pengaruh-pengaruh yang hanya membual dan menghujat rumahnya sendiri. Oleh sebab itu, melalui ini saya sampaikan agar kita sesegera mungkin mempertimbangkan soal perumusan dan pembuatan AD/ART SMPT STT BNKP Sundermann yang tidak terlepas dari asuhan Statuta STT BNKP Sundermann, karena di sisi lain kita juga tidak perlu bergantung terus-menerus pada kinerja-kinerja yang hanya mengandalkan kebijakan di atas keputusan. Oleh sebab itu, sekali lagi saya sampaikan kepada teman-teman keputusan tidak hanya berada di tangan kami sebagai penanggung jawab dan pengurus Senat Mahasiswa, tetapi teman-temanlah yang berhak untuk menyuarakan dan memutuskannya.
Rekan-rekan mahasiswa yang berbahagia, pada saat ini kampus kita sedang dalam tahap perjuangan menuju pada tingkat akreditasi BAN PT, lalu pertanyaan buat kita yang hadir pada saat ini sebagai civitas akademika STT BNKP Sundermann, yaitu bagaiman tanggapan kita, tanggapan teman-teman seputar perjuangan akreditasi yang dimaksud? apakah saya dan rekan-rekan sekalian hanya berperan sebagai penonton saja yang mengharapkan hujan turun dari langit? Atau seandainya, bila perjuangan kampus kita ini tidak berhasil menyelamatkan kita dari bunyi gong kematian (maksudnya akreditasi BAN PT) maka hal apa yang akan kita lakukan? Apakah kita hanya menerima begitu saja lalu buru-buru untuk menggulung tikarnya dan pulang ke rumah/kampung halamannya masing-masing? Atau harus turun di jalan untuk demo seperti yang pernah kita lihat?
Rekan-rekan yang arif bijaksana, saya tidak mengharapkan jawaban dari rekan-rekan pada kesemptan ini, tetapi biarlah hal ini menjadi pergumulan kita di dalam doa kita tiap hari.
Akhir kata dari saya:
Tinggi Iman....
Tinggi Ilmu....dan
Tinggilah Pengabdian kita....baik di kota maupun di desa...

Selamat Melayani di Ladang-Nya Tuhan
HINNI SYELATENI