- Bapak Ketua STT BNKP Sundermann
- Bapak Puket I, II, dan III STT BNKP Sundermann
- Bapak/Ibu Ka. Prodi PAK dan Teologi STT BNKP Sundermann
- Bapak/Ibu dosen, Staff dan Pegawai STT BNKP Sundermann
- Saudara Ketua Senat Demisioner beserta saudara/i Pengurs SMPT STT BNKP Sundermann Demisioner
- Rekan-rekan anggota GMKI di wilayah Komisariat STT BNKP Sundermann
- Seluruh teman-teman mahasiswa STT BNKP Sundermann yang saya banggakan dan yang saya kasihi.
Pada kesempatan ini, izinkanlah saya mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya atas seluruh partisipasi teman-teman mahasiswa STT BNKP Sundermann dalam mendukung kami serta memberikan kepercayaan yang setinggi-tingginya kepada kami untuk memimpin dan melayani dalam organisasi internal kampus kita ini.
Namun saudara/saudariku dukungan itu tidak hanya sekedar kami mempunyai jabatan atau kedudukan dalam struktural kepemimpinan senat di kampus kita ini. Namun, juga teman-teman turut serta dan ambil bagian dalam menyukseskan segala kegiatan kita ke depan. Karena dalam lingkungan kampus ada beberapa hal yang sangat penting untuk kita perhatikan guna menyukseskan segala program, secara khusus dalam ruang lingkup organisasi internal kita mahasiswa, antara lain:
- Kesolidaritasan antara teman yang satu dengan teman yang lain, karena tanpa rasa solidaritaslah maka segala yang direncanakan tidak akan berhasil
- Menciptakan kesejahteraan, rasa kekeluargaan serta kerjasama yang bersifat membangun antara yang satu dengan yang lainnya. Atau dengan istilah lainnya "Bergandengan Tangan dalam Satu Kasih".
- Membangun hubungan emosional, relasional dengan labil, sehingga di antara kita ada ikatan emosional dan relasional yang baik tanpa menyudutkan satu dengan yang lain. Atau dengan istilah yang lain "berkompetisi yang Sehat".
selain daripada itu, pada masa sekarang ini, sebagian besar yang namanya mahasiswa hanya memiliki sifat/sikap yang oportunitisme (artinya hanya mementingkan kepribadian sendiri). Nah, rekan-rekan perlu ketahui bahwa sikap/sifat yang demikian pasti akan memberikan dampak bagi kita. Di mana dampaknya ialah bahwa sikap tersebut akan menggerogoti akal pikiran sehat kita. Sekarang yang menjadi perenungan buat kita ialah:
- Apakah ada suatu permasalahan atau pergumulan yang dapat diselesaikan tanpa menghilangkan sikap/sifat yang oportunitis? Saudara/saudariku, kita peerlu belajar pada sebatang lidi. Di mana lidi yang hanya terdiri dari satu batang ia tidak bakalan pernah disebut sebagai alat pembersih atau dengan kata kasarnya sebagai alat penyapu lantai atau halaman rumah yang kotor. Dan malahan lidi yang hanya terdiri dari satu batang itu mudah rapuh dan patah akibat sampah yang tak begitu besar. Tetapi coba rekan-rekan bayangkan andaikata lidi itu terdiri dari beberapa batang dan menyatu dalam satu ikatan yang kuat, maka yakinlah sebesar apapun sampah yang ia hadapi ia tidak mudah rapuh dan patah, melahan lidi yang demikian sering digunakan sebagai lambangnya "sikompak"
- Sebagai Mahasiswa, apakah kita mampu menjujung tinggi nilai-nilai patriotisme dan idealisme yang manfaatnya dirasakan secara individualita.
Rekan-rekan mahasiswa yang berbahagia, pada saat ini kampus kita sedang dalam tahap perjuangan menuju pada tingkat akreditasi BAN PT, lalu pertanyaan buat kita yang hadir pada saat ini sebagai civitas akademika STT BNKP Sundermann, yaitu bagaiman tanggapan kita, tanggapan teman-teman seputar perjuangan akreditasi yang dimaksud? apakah saya dan rekan-rekan sekalian hanya berperan sebagai penonton saja yang mengharapkan hujan turun dari langit? Atau seandainya, bila perjuangan kampus kita ini tidak berhasil menyelamatkan kita dari bunyi gong kematian (maksudnya akreditasi BAN PT) maka hal apa yang akan kita lakukan? Apakah kita hanya menerima begitu saja lalu buru-buru untuk menggulung tikarnya dan pulang ke rumah/kampung halamannya masing-masing? Atau harus turun di jalan untuk demo seperti yang pernah kita lihat?
Rekan-rekan yang arif bijaksana, saya tidak mengharapkan jawaban dari rekan-rekan pada kesemptan ini, tetapi biarlah hal ini menjadi pergumulan kita di dalam doa kita tiap hari.
Akhir kata dari saya:
Tinggi Iman....
Tinggi Ilmu....dan
Tinggilah Pengabdian kita....baik di kota maupun di desa...
Selamat Melayani di Ladang-Nya Tuhan
HINNI SYELATENI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar